Sabtu, 25 Juni 2016

Hati yang mudah lelah


 "Dekiru ka dekinai ka janakute, yaru ka yaranai ka te koto desu"

 Keberhasilan di landaskan pada usaha doa dan tawakal.
Pembahasan ini pada usaha , usaha itu terdiri dari niat, kemauan , kemampuan

Pada dasarnya jika memiliki niat itu sudah mewakili usaha dalam spirit. Akan tetapi masih membutuhkan yang namanya kemauan, niat di butuhkan hanya sekali dalam lingkup suatu pekerjaan sedangkan kemauan di butuhkan tiap saat sebagaimana kemampuan.
Saya analogikan dalam pembuatan api unggun dibutuhkan 3 unsur utama , oksigen, bahan bakar dan api itu sendiri.
Niat di ibaratkan dengan api, sedangakan kemauan sebagai oksigen dan kemampuan merupakan bahan bakarnya.
Kenapa niat di ibaratkan sebagai api? Pada dasarnya adanya kemampuan dan kemauan suatu pekerjaan akan ada , tetapi pekerjaan tersebut akan tidak memiliki tujuan , sehingga hanya akan membuang energi dan akan sia sia , bagaikan kayu/ bahan bakar yang di kelilingi oksigen , hanya akan kelihatan bentuk bahan bakarnya . Namun saat di sematkan niat baru lah akan muncul yang di sebut dengan api yang akan menghasilkan kehangatan. Menghasilkan cahaya, bahkan bisa membakar dam melenyapkan peradaban. Hal itu tergantung pada jenis api/ niat dari peebuatan itu.
Selanjutnya kemampuan yang saya ibaratkan sebagai bakan bakar tanpa adanya bahan bakar makan api walaupun di pattik berkali kali tidak akan muncul sebagai api. Hanya sebuah percikan, berisi harapan dan selalu harapan meaki ada kemauan. Kemauan dan niat saja tidak cukup dan hanya menghasilkan agan angan karena tidak ada kemampuan(strong)
Kemapuan dapat berupa waktu, tempat, finansial, dan segala sesuatu yang bersifat indrawi.

Begitu juga saat kita memiliki niat dan kemampuan tapi tidak memiliki kemauan yang ada hanyalah kemasalan bagai mematik api pada kayu basah, meaki di coba beribu kali akan menghasilkan hal yang sama. Meskipun pada saatnya akan terjadi juga kobaraan pada kayu tersebut maka hal itu akan sangat lama , entah kapan saatnya itu.
Pada saat sudah memiliki niat dan kemampuan kita juga harus memiliki kemauan. Kemauan merupakan bentuk yang tidak terlihat seperti oksigen pada api unggun. Dalam hal ini kemauan bisa juga di sebut sebagai semangat, semangat tidah hanya dibutuhkan pada saat permulaan suatu pekerjaan akan tetapi akan selalu dibutuhkan sepanjang pekerjaan. Untuk hasil kobaran yang maksimal maka di butuhkan keseimbangan antara kemauan dan kemampuan setelah di patik api niat itu.
Niat dapat kita peroleh dari rencana itu sendiri, kemampuan kita dapatkan dari makanan , minuman, kekuatan fisik orang tersebut. Sedangakan kemauan / semangat berasal dari tanggung jawab, kewajiban, dan ego.
Kemauan yang berasal dari tanggung jawab akan bertahan lama selama keteguhan hati yang tak akan berhianat. Sedangkan kewajiban merupakan keterpaksaan yang disetujui, Ini merupakan semangat yang kualitasnya jelek dan sering menyebabkna kematian pada semangat jika komposisinya terlalu banyak.
Tanggung jawab da kewajiban mirip2 , itu akan ada hingga pekerjaan sekesei.
Lalu apa yang bisa untuk memperbesar semangat? Saya menyebutnya ego / prestise ini merupakan boster , ego dapat berupa kesadaran, kesombongan dan minat.
Ego yang berupa kesadaran dapat meningkatkan kuwalitas dari semangat tanggung jawab dan kewajiban sehingga akan memperbesar pasokan semangatnya.
Kesombongan juga dapat di jadikan semangat walaupun dapat menghasilkan semangat yang tinggi namun akan nerakibatka rusaknya api  niat awal pekerjaan.
Minat merupakan sumber semangat yang tidaj terbatas akan tetapi akan jarang terjadi keselarasan antara pekerjaan dan minat yang ada.

Spirit yang lain bisa berupa tantangan tantangan sebenarnya turuna dari minat, yakni persamaanya bukan pada minat dan pekerjaanya , akan tetapi antara minatnya terhadap suatu tantangan.
Minat juga dapat berasal dari permohonan yang yang di sanggupi.
Semakin besar suatu. Nilai tantangan akan semakin besar semagat yang di hasilkan , begitu juga permintaan semakin ingin menyanggupi suatu permintaan maka semakin beaar juga semabgat yang di hasilkan.
Perbedaan antara tatntangan dan permintaan adalah, hasil atau nilai lebih yang di janjikan, tantangan nilai lebihnya sudah dapat di paatikan  berupa fisik dan non fisik, sedangkan permintaan hanya berupa non fisik sehingga akan rentan hilang.

kesimpulanya sesuatu akan berhasil jika ada doa usaha dan tawakal
doa bersal dari kita kepada tuhan
usaha dari kita untuk kita
tawakal dari tuhan untuk kita

usaha terdiri dari niat, kemauan dan kemapuan
 niat dari rencana
kemampuan dari fisik kita
dan kemauan dari hati kita.

kemauan berupa semangat karena dari hatimakan bersifat rawan dan mudah menguap. hal ini dapat di isi dengan nenambal tiap tiap lobang yang muncul dengan sutu yang bisa untuk menambalnya.

helmibahara.

Kamis, 13 Desember 2012

UIN SUNAN KALIJAGA MASUK REKOR MURI SEBAGAI PERPUSTAKAAN PERTAMA YANG MENGGUNAKAN TEKNOLOGI RFID

Kamis, 06 Desember 2012 11:05 WIB


Penghargaan Rekor MURI diserahkan oleh wakil dari Direktur Muri (Dr. Jayasuprana) yakni Ari Indriani kepada Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. H. Musa Asy’ari

UIN Sunan Kalijaga  menerima penghargaan Rekor MURI untuk Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, sebagai perpustakaan pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi RFID (Radio Frequency Identivication) dalam peminjaman dan pengembalian buku secara mandiri. Penghargaan Rekor MURI diserahkan oleh wakil dari Direktur Muri (Dr. Jayasuprana) yakni Ari Indriani kepada Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. H. Musa Asy’ari.
Dalam pidatonya sebelum menyerahkan, Ari Andriani menyampaikan, UPT Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga masuk rekor MURI yang ke 5727. Di Musian MURI ada 4 kategori untuk bisa masuk rekor MURI, yakni, Pertama, Paling, Unik dan Langka. Sementara UPT. Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga dikategorikan sebagai yang pertama (pelopor) pengguna teknologi RFID. Penetapan inipun didasarkan atas rekomendasi dari Assosiasi Perguruan Tinggi Islam di Indonesia dan dari PT Fisikom Citra Perkasa, sebagai perusahaan yang mengeluarkan produk teknologi RFID.
Musa Asy’ari berharap, dengan penghargaan ini, bisa lebih memacu UPT Perpustakaan untuk mengembangkan pemanfaatkan perpustakaan UIN Sunan Kalijaga agar dari hari –ke hari selalu mengalami peningkatan pengunjungnya, dengan kenyamanan tempat, kelengkapan koleksi buku-buku, kelengkapan dan kemudahan fasilitas dan keprofesionalan dan keramahan pengelolanya. Ke Depan, diharapkan perpustakaan UIN Sunan Kalijaga semakin mendukung kemudahan belajar di kampus putih ini.
Kepala UPT. Perpustakaan UIN Sunan kalijaga, Solikin Arianto dalam laporannya menyampaikan, penggunakan teknologi RFID sudah dimulai sejak tahun 2007. Hingga hari ini perpustakaan UIN Sunan Kalijaga tetap konsistem menggunakan pelayanan teknologi RFID kepada 12.500 anggotanya, dengan jumlah koleksi buku 150.000 eksemplar. Agustus 2007, 5 perangkat teknologi RFID yang dimiliki.  Yang dipergunakan antara lain : 1 unit untuk perangkat pengisian data RFID, 1 unit perangkat peminjaman dan pengembalian buku, 1 unit perangkat pengembalian koleksi buku di luar gedung perpustakaan dan 2 pasang pintu pengmanan RFID.
Dengan teknologi ini, jumlah peminjang selalu mengalami peningkatan sekitar 24% per tahun. Sehingga dirasa perlu melakukan penambahan peralatan RFID. Maka tiap tahun UPT Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga melakukan penambahan perangkat RFID, hingga sampai saat ini telah memiliki 9 perangkat. Dengan penganugerahan rekor MURI, pihaknya berharap bisa membangun citra positif dunia perpustakaan dan pustakawan di tanah air, sehingga pemerintah dan masyarakat dapat memberikan perhatian dan apresiasi yang tinggi terhadap keberadaan perpustakaan dan pustakawan. Kata Solikin.
Selesai penganugeran penghargaan rekor MURI, dilanjutkan Seminar Nasional Mengangkat tema “ Akses Perpustakaan dengan Cloud Computing dan Social Networking”, dengan nara sumber : Prof. Zainal A. Hasibuan, Ph.D., (Guru Besar Fakultas Ilmu Komputer UI yang juga menjabat sebagai Dewan Teknologi Informasi dan Kominikasi Nasional), Putu Laxman Pendit dan agung Fatwanto (Dosen Teknuik Informatika UIN Sunan Kalijaga). Dengan Seminar Nasional ini, Solikin Arianto berharap,  berharap kehadiran teknologi informasi dalam dunia perpustakaan, menggugah semangat para pustakawa untuk selalu terlibat dalam proses transformasi informasi menjadi pengetahuan dan kecerdasan sosial. Lebih jauh lagi, kehadiran Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dapat mendukung dan memperkuat peran pustakawan dalam menjunjung tiga pilar kebijakan pendidikan , yakni : perluasan dan pemerataan pendidikan, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, serta penguatan tata  kelola akuntabilitas dan citra publik pendidikan. Dengan demikian, peranan pustakawan melalui TIK dalam dunia pendidikan dapat menghantarkan institusi pendidikan menjadi semakin bermutu, akuntabe;l, murah, merata, dan terjangkau oleh banyak rakyat.
Berkenaan dengan berkembangnya teknologi cloud computing (komputasi awan) dan sosial networking, yang sampai saat ini masih menimbulkan pro dan kontra, positif atau negatif pemanfaatannya, seminar nasional ini bisa menjadi forum diskusi akademik yang obyektif tentang peluang dan tantangan pengembangan TI di Perpustakaan, harap Solikin arianto